Selasa, 13 Mei 2014

BRONKIOTIS PADA BAYI DI BAWAH 2 TAHUN

Bronkiolitis merupakan suatu penyakit saluran napas atas akibat infeksi virus yang menyebabkan terjadinya sumbatan akibat radang (inflamasi) pada saluran napas kecil (bronkiolus) yang terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun.

Virus tersering penyebab bronkiolitis adalah respiratory syncytial virus (RSV), diikuti dengan virus parainfluenza, dan adenovirus. Virus ini menular melalui pernapasan dari anak atau orang dewasa lain yang menderita batuk-pilek akibat infeksi virus tersebut.

Bronkiolitis, biasanya, didahului oleh infeksi saluran napas atas akut dengan gejala batuk-pilek, dengan atau tanpa disertai demam. Setelah beberapa waktu menderita batuk-pilek, anak kemudian terlihat semakin sesak, bernapas cepat dan dangkal, hidung terlihat kembang kempis saat bernapas dan dapat disertai bunyi napas mengi. Bunyi mengi ini kadang tidak terdengar tanpa stetoskop. Pada bayi kecil selain gejala tersebut, juga terlihat rewel, gelisah, tidak mau makan minum, dan muntah.

Bila si kecil mengalami batuk-pilek yang disertai gejala tersebut, sebaiknya orang tua membawa anak ke rumah sakit. Karena kondisi tersebut menandakan anak mengalami kekurangan oksigen (air hunger). Di rumah sakit, si kecil akan mendapatkan bantuan oksigen, dipasang infus (jalur intravena), diberikan nebulizer, dilakukan pemeriksaan rontgen dan laboratorium, serta diberikan obat melalui jalur intravena.

Pada kasus bronkiolitis berat, usaha napas yang berat dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan anak mengalami kelelahan bernapas sehingga napas menjadi tidak efektif dan dapat menyebabkan gagal napas. Pemberian oksigen bertujuan untuk menggurangi beban napas anak dan mencegah anak jatuh dalam keadaan gagal napas.

Namun, pada kasus yang sangat berat, seperti anak mengalami ancaman gagal napas, maka si kecil akan dirawat di ICU anak (PICU) dan dokter akan memantau lebih ketat serta menganjurkan untuk dibantu dengan alat bantu napas (ventilator). Setelah keadaan anak sudah membaik, alat bantu napas akan dilepas dan kemudian anak kembali bernapas seperti biasa. Walaupun bronkiolitis dapat menimbulkan gejala klinis yang sangat berat, namun penyakit ini juga dapat muncul dengan gejala yang ringan saja.

Walaupun sama-sama memiliki gejala mengi, penyakit bronkiolitis tidak menyebabkan anak menjadi asma. Bronkiolitis juga tidak menyebabkan gangguan pada tumbuh kembang anak kecuali bila terdapat komplikasi yang berat saat anak sakit. Penyakit ini juga tidak memberikan kekebalan seperti misalnya pada penyakit campak. Anak yang menderita bronkiolitis umumnya akan mengalami perbaikan dalam waktu 10-14 hari.

Baca artikel relevan
brongkiotis pada bayi, bronkiotis pada anak, gejala bronkiotis, penyakit saluran napas bronkiotis, bronkiotis infeksi virus, gejala mengi pada bayi, gejala mengi, batuk pilek disertai mengi, gangguan akibat bronkiotis, anak penderita bronkiotis

0 komentar:

Posting Komentar